Mengenal Gejala Awal dan Jenis Stroke
Dalam dunia kesehatan, stroke terkenal sebagai salah satu penyakit dengan dampak fatal karena menyerang bagian otak. Gaya hidup tak sehat menjadi faktor dominan penyebab seseorang terserang stroke, meskipun faktor genetik juga memiliki peran seseorang terkena penyakit ini.
Gejala awal stroke dapat menyerang siapa saja dan dapat dikenali walau terkadang penderitanya merasa tidak sadar bahwa ia sedang mengalaminya. Bagaimanapun, jika gejala tersebut tidak kunjung hilang, maka perlu untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Hasil pemeriksaan dan diagnosis dokter akan menentukan tindakan yang tepat untuk stroke yang dialami.
Gejala Awal Stroke
Gejala awal stroke yang terjadi dapat ringan, namun jika diikuti dengan gejala lainnya maka Anda perlu meningkatkan kewaspadaan. Berikut adalah beberapa gejala awal yang umumnya dialami oleh penderita stroke:
1. Sakit Kepala
Mungkin Anda akan menganggap bahwa sakit kepala merupakan rasa nyeri yang biasa terjadi. Namun, jika semakin parah diikuti dengan rasa mual dan ingin muntah, sebaiknya segera periksakan diri ke rumah sakit karena jika dibiarkan dapat membuat Anda kehilangan kesadaran dan berujung pingsan.
2. Sulit Berbicara
Gejala awal stroke juga bisa menyerang panca indera, salah satunya mulut. Kondisi tersebut ditandai dengan kesulitan saat berbicara dan memahami perkataan orang lain.
3. Lumpuh pada Anggota Tubuh Tertentu
Pada stroke ringan, kelumpuhan biasanya menyerang anggota tubuh tertentu seperti wajah, kaki, dan tangan. Apabila Anda atau keluarga secara tiba-tiba mengalami lumpuh, segera datang ke IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan.
Anda dapat melakukan tes ringan di rumah untuk mendeteksi adanya potensi kelumpuhan akibat gejala stroke. Cobalah untuk menggerakkan kaki atau tangan secara bersamaan untuk mengetahui apakah anggota tubuh dapat bergerak dengan baik. Selain itu, cobalah tersenyum untuk mengetahui ada atau tidaknya rasa kaku pada area wajah Anda.
4. Gangguan Penglihatan
Gejala awal stroke juga bisa dimulai dengan gangguan penglihatan. Jika mata Anda mengalami buram atau gelap secara tiba-tiba, sebaiknya segera datang ke rumah sakit terdekat.
Jenis Stroke dan Penyebabnya
Berdasarkan kondisinya, stroke terbagi atas dua jenis, yaitu:
1. Stroke Iskemik
Stroke iskemik adalah kondisi yang terjadi ketika aliran darah ke otak tersumbat atau menyempit karena pembekuan darah.
2. Stroke Hemoragik
Berbeda dengan stroke iskemik, stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di bagian otak mengalami kebocoran atau pecah. Biasanya kebocoran ini disebabkan karena pembuluh darah sudah dalam kondisi rentan sehingga tidak dapat mengalirkan darah ke otak lagi.
Stroke hemoragik bisa menyebabkan seseorang mengalami koma, bahkan kematian jika perdarahan tersebut tidak segera dihentikan. Perdarahan hemoragik terdiri dari dua jenis, yaitu pendarahan intraseberal dan subarachnoid.
Pengobatan Stroke Berdasarkan Jenisnya
Setiap jenis stroke mendapatkan penanganan atau pengobatan yang berbeda disesuaikan dengan jenis kondisi dan penyebabnya.
1. Penyuntikan rtPA
rtPA (recombinant tissue pasminogen activator) disuntikkan melalui infus dengan tujuan agar darah bisa dialirkan kembali secara normal. Penyuntikan ini tidak bisa dilakukan kepada semua pasien dan diperlukan prosedur khusus. Suntikan tRPA hanya dapat diberikan kepada pasien yang mendapat penanganan dalam waktu 3 hingga 4,5 jam setelah mengalami serangan stroke iskemik.
Jika Anda atau keluarga terserang stroke, sangat penting untuk segera datang ke IGD rumah sakit untuk mendapatkan penanganan agar tidak berdampak pada organ tubuh lainnya.
2. Antikoagulan
Pemberian antikoagulan seperti heparin pada pasien yang mengalami gejala awal stroke juga dapat dilakukan agar pembekuan darah tidak terjadi. Akan tetapi, pemberian obat ini biasanya hanya diberikan untuk penderita yang mengalami gangguan irama jantung.
3. Antihipertensi
Tekanan darah yang cukup tinggi menjadi salah satu penyebab seseorang mengalami stroke. Untuk itu, pemberian obat antihipertensi dilakukan demi mengembalikan tekanan darah menjadi normal dan mencegah terulangnya serangan stroke.
4. Operasi
Dalam banyak kondisi, serangan stroke tidak menyebabkan kerusakan otak yang signifikan sehingga dapat dipulihkan dengan konsumsi obat dan terapi lainnya. Namun, dalam beberapa kasus terutama stroke hemoragik, operasi perlu dilakukan akibat perdarahan hebat untuk mengurangi tekanan darah atau memperbaiki pembuluh darah yang pecah.
Ada beragam hal yang dapat mencetuskan faktor risiko stroke, salah satunya pola hidup yang tidak sehat. Sebagai faktor risiko stroke yang dapat diubah, menjalani pola hidup lebih sehat seperti menjaga berat badan, stop merokok, menjaga kadar kolesterol, serta rajin berolahraga adalah beberapa di antaranya.
Selain menjalani pola hidup sehat, Anda disarankan untuk rutin untuk memeriksakan kesehatan agar dapat segera ditangani jika menemukan gejala penyakit. Selain itu, apabila ada penyakit penyerta dan beberapa kondisi yang termasuk di dalam faktor risiko, Anda dapat berkonsultasi dahulu dengan dokter untuk mengetahui apakah perlu ada penanganan lanjutan.